oleh

Langkah Jitu Julie – Maria Gempur Stunting di NTT

Kupang, NTT

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi dengan prevalensi Stunting tertinggi di Indonesia. Hal ini merupakan tamparan keras bagi pemerintah provinsi NTT.

Berbagai program yang menangani kesehatan ibu dan anak dikucurkan hingga ke desa – desa. Semisal, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-GSC), PNMP Mandiri, Pemberian Makan Tambahan untuk ibu hamil, bayi dan balita yang dikucurkan melalui posyandu, bahkan dana desa juga dialokasikan untuk penanganan stunting.

Ironisnya, persentase prevelensi stunting di NTT tidak mengalami perubahan yang berarti. Sementara begitu banyak anggaran telah habis terpakai untuk penanganan masalah gizi kurang, gizi buruk dan stunting.

Melihat fenomena tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Julie Sutrisno Laiskodat dan Wakil ketua TP – PKK NTT, Maria Fransisca Jogo, terpanggil untuk memberikan perhatian serius bagi penanganan masalah stunting.

Menurut Julie Sutrisno, perempuan pecinta tenun ikat yang juga merupakan anggota DPR RI ini, bahwa masalah stunting hanya bisa diselesaikan dengan pelayanan yang menggunakan hati.

“Kalau kerja asal – asalan maka hasilnya juga seperti itu”, ujar Julie Sutrisno, kepada awak media, pada acara kopi bareng media di gedung Dekranasda NTT, Kamis (8/10/2020)

Oleh karena itu, lanjut Julie, TP – PKK NTT merancang program pembentukan dan pemberdayaan desa/ kelurahan Model PKK sebagai contoh dengan memfasilitasi berbagai sarana prasarana, serta pelatihan khusus untuk membentuk dan mengasah kemampuan warga desa terkait penanganan stunting.

“Sebagai langkah awal, kita fokus pada pemberian makanan tambahan untuk meningkatkan asupan gizi, ibu hamil dan ibu menyusui, bayi, balita, anak paud dan anak SD”, jelasnya.

Menurutnya, kegiatan ini akan dikelola langsung oleh TP – PKK desa contoh dan akan diawasi oleh TP – PKK kabupaten/ Kota.

“Saya dan Bunda dua (Wakil ketua TP-PKK NTT, Maria Fransisca Jogo) akan melakukan pengawasan secara ketat sehingga anggaran untuk PMT benar – benar tepat dan sampai pada sasaran”, tandas Ketua Dekranasda NTT.

Selain itu, TP – PKK akan melakukan upaya peningkatan ekonomi keluarga melalui program “Hatinya” PKK.

“Hatinya merupakan akronim dari Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman”, terang Julie.

Program tersebut, lanjut Julie, bertujuan untuk mendorong terwujudnya pemantapan ketahanan pangan, dari aspek konsumsi keluarga, dengan memanfaatkan pekarangan rumah, sebagai area pangan kelyarga sehingga diharapkan dapat berkontribusi bagi pencegahan gizi kurang, gizi buruk dan stunting.

“Program ini meliputi bantuan bibit hortikultura, kepada kelompok tani, bantuan kolam ikan, benih ikan, pakan ikan serta anakan kelor”, urainya.

TP – PKK juga memberikan perhatian pada sarana dan prasarana posyandu guna meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil, bayi dan balita.

“Program ini bertujuan mendeteksi tumbuh kembang bayi, balita dan pemantauan berat badan ibu hamil secara berkala, di mana hasilnya daoat digunakan sebagai salah satu penentuan intervensi program penanganan stunting pada bayi dan balita”, tutup Julie. (MBN01).

Komentar

Berita Terkait